27 Juli 2025 - 12:59
Source: ABNA
Serangan Teroris di Zahedan: Lingkaran Pelengkap Perang Hibrida Melawan Iran

Serangan teroris hari ini terhadap pengadilan Zahedan bukanlah sekadar tindakan militer buta, melainkan sebuah mata rantai dalam perang hibrida melawan Iran; sebuah perang yang berpusat pada destabilisasi, operasi psikologis, dan pencucian media, yang dirancang untuk mengganggu kohesi internal dan melemahkan otoritas regional.

Menurut Kantor Berita Internasional AhlulBayt (AS) - Abna - mengutip Nournews, serangan teroris hari ini (Sabtu, 25 Juli 2025) di Zahedan, bersamaan dengan gerakan serentak di Sardasht, terjadi ketika media-media yang memusuhi, dengan menciptakan suasana krisis air dan listrik, berusaha mengubah tantangan sosial menjadi krisis keamanan dan politik. Musuh, dengan mengaktifkan celah sosial, ekonomi, dan keamanan, berusaha untuk menanamkan rasa kepahitan dan keputusasaan dalam opini publik, bersamaan dengan keberhasilan strategis bangsa Iran, seperti kemenangan dalam perang Gaza 12 hari dan peluncuran satelit Nahid ke luar angkasa. Operasi psikologis ini telah dialami sebelumnya dan hanya dinetralkan dengan mengandalkan persatuan nasional dan kekuatan internal. Hari ini pun, komponen persatuan dan kekuatan yang sama ini dianggap sebagai penghalang utama terhadap perang persepsi musuh.

Permainan Teroris untuk Tuan-tuan Pencipta Krisis

Sementara rezim Zionis berada di bawah tekanan perlawanan Gaza dan krisis internal, dan Amerika Serikat bergulat dengan masalah internal dan kasus hukum yang terbuka untuk Trump, kelompok-kelompok teroris seperti Jaish al-Zulm telah menjadi alat untuk mengalihkan opini publik dan menekan Iran. Tujuan dari operasi ini adalah untuk menciptakan ketidakamanan dan menantang posisi regional Iran, untuk digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi seperti pertemuan Istanbul. Ini adalah skenario terkoordinasi di mana teroris digunakan sebagai agen proksi untuk memajukan tujuan-tujuan Barat dan Zionisme Internasional yang gagal.

Ujian Kejujuran Klaim Barat

Jika Barat jujur, mereka harus mengutuk serangan teroris di Zahedan. Ini adalah ujian serius untuk menguji kebenaran klaim mereka tentang perang melawan terorisme dan persahabatan dengan bangsa Iran. Sementara Barat selalu berbicara tentang tindakan anti-Iran mereka dengan slogan membela hak asasi manusia dan bangsa Iran, hari ini dengan bungkamnya mereka di hadapan kejahatan ini atau membenarkannya, sekali lagi mereka mengungkapkan sifat ganda mereka. Jika negara-negara Barat menginginkan interaksi nyata dengan Iran, mereka harus berhenti mendukung terorisme di kawasan, menangkap dan mengadili pelaku kejahatan ini, dan meminta pertanggungjawaban media yang mendukung mereka. Jika tidak, klaim hak asasi manusia dan perang melawan terorisme akan menjadi alat politik yang tidak kredibel.

Strategi Persatuan Regional Melawan Terorisme Proksi

Keamanan regional tidak mungkin tanpa kerja sama dan konvergensi negara-negara tetangga. Kejahatan di Zahedan, gerakan kelompok teroris di Pakistan, Afghanistan, Asia Tengah, dan Kaukasus, semuanya menunjukkan bahwa keamanan tidak dapat lagi dibayangkan secara terpisah. Negara-negara di kawasan harus membangun fondasi keamanan lokal dan berkelanjutan dengan menandatangani perjanjian keamanan bersama. Partisipasi negara-negara Teluk Persia selatan dalam konvergensi ini, terutama dengan mengibarkan bendera masalah Palestina, adalah kesempatan bersejarah untuk membentuk aliansi yang independen dan berpusat pada regional melawan terorisme dan campur tangan asing. Hanya dengan mengandalkan kepentingan bersama dan identitas regional, perdamaian dan keamanan sejati dapat dicapai.

Your Comment

You are replying to: .
captcha